Cerita Sang Ayah soal Jenazah Hilarius yang Masih Utuh


Kematian Hilarius masih menyisakan duka mendalam di hati keluarganya hingga kini. Kasus kematian siswa SMA yang jadi korban tradisi duel "Bom-boman" ala gladiator itu, sempat setahun tak diusut.
Namun pekan lalu, polisi akhirnya membongkar makam Hilarius untuk kepentingan otopsi.
Ayah Hilarius, Venansius Raharjo, yang menyaksikan proses otopsi jenazah putranya itu, takjub dengan kondisi tubuh Hilarius yang masih utuh meski telah terkubur di dalam tanah lebih dari satu tahun.
Padahal, kata dia, pihak keluarga tak menggunakan bahan kimia formalin untuk mengawetkan tubuh Hilarius.
"Saya kemarin waktu otopsi liat jenazah anak saya, sudah 20 bulan (dikubur) masih bagus kulitnya, masih utuh, belatung pun tidak ada," ujar Venansius saat ditemui usai mengurus kelengkapan BAP kasus kematian Hilarius, di Polsek Bogor Utara, Kamis (21/9) malam.
"Bisa dilihat 20 bulan itu, saya tidak pake formalin pas meninggal itu. saya orangnya yang menentang formalin di dunia ini. Apalagi keluarga saya. Prinsip saya apalagi dalam agama, saya datang ke dunia kita baik pulang baik. Saya tidak mau disuntik ini dipasang ini, tidak," lanjutnya.

Venansius berpendapat, kondisi jenazah Hilarius yang tak rusak saat diotopsi itu, semata-mata bisa terjadi atas kuasa Tuhan. Tubuh Hilarius, menurut sang ayah, dijaga Tuhan hingga tiba saatnya untuk menegakkan keadilan hukum.
"Itu berkat rahmat Tuhan ya, kuasa Tuhan itu berbicara di dunia, jadi Dia menjaga tubuh anak saya sampai ada pemeriksaan dan keadilan. Sampai tidak diformalin masih bagus sekali, itu kebesaran Tuhan," ucap Venansius.
Di balik rasa kehilangan yang menyayat hati, Venansius mengaku pasrah menyerahkan segala proses hukum terkait kematian anaknya kepada pihak kepolisian.
"Ya sudah, sekarang proses hukum sudah berjalan ya lalui saja gitu saja. Saya sebagai orang tua hanya bisa jelaskan (memberi keterangan), sampai bagaimana pun tidak akan kembali anak saya," ucap Venansius.
"Saya pihak korban, sekarang saya serahkan kepada polisi. Sebagai warga negara dan korban saya hanya bisa laporkan kepada pihak kepolisian," imbuhnya.

Venansius mengaku, kematian putra sulungnya di usia yang masih remaja itu, adalah pengingat bagi dirinya untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan.
"Jadi manusia harus ingat sama Tuhan. Dunia ini punya Tuhan. Mata saya benar-benar terbuka, Tuhan begitu luar biasa. Kita di dunia ini hanya titipan. Semua agama sama, ujung-ujungnya hanya amal ibadah yang nanti dibawa mati," ucap Venansius.


Dapatkan Promo Deposit awal Khusus Sbobet Sebesar :

-Depo Rp.100.000 Dapatnya Rp.125.000
-Depo Rp.500.000 Dapatnya Rp.650.000
-Depo Rp.1.000.000 Dapatnya Rp.1.500.000

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resmikan Gereja HKBP Cilincing, Sandiaga Minta Perkuat Kerukunan Beragama

Netter 'Mendadak Miskin' Mendengar Pernyataan Fredrich Soal Hidup Mewah, Ini Reaksi Mereka

Berkenalan dengan Pratu Daniel, Pengawal Jokowi yang Mencuri Perhatian